Never be dependent to anyone in this world, because even your own shadow leaves you when you’re in darkness.

Selasa, 28 Februari 2012

Kita Tersesat???



Kenapa selalu berbicara? Kenapa selalu bertanya? Kenapa terus menakutkan hal-hal yang bahkan belum pernah kau coba? Kenapa kau takut akan hal-hal yang belum pernah kau cicipi sedikitpun? Wacana. Teori. Selalu. Aku bosan.

Apakah ini taktik mu agar aku bingung? Ya! Aku bingung. Sekarang aku lelah. Take it or leave it. Ha! Mudah sekali aku berbicara. Kenyataannya aku sama sepertimu. Tapi aku menjadi seperti ini karena mu! Kenapa kau memulainya? How dare you. Memangnya kau tahu jalan keluar dari sini? Aku tidak melihat rambu-rambu sedikit pun. Kita tersesat, dan aku semakin lelah.

Sekarang aku pun sama takutnya seperti mu. Aku bingung hingga tidak berani melangkah. Aku takut salah dan kita semakin jauh dari kebenaran. HAHA ternyata aku penakut. Kamu, bantu aku, segera! Pikirkan! Sebaiknya kita kemana? Jangan bertanya balik kepada ku. Sudah ku bilang kita tersesat. Untungnya kita tidak tersesat di hutan belantara. Lihat! Kita sedang menapaki jalan kecil yang indah. Banyak bunga berwarna ungu dan jingga di sepanjang jalan. Kalau kita berhasil, kita akan tiba di puncak bukit itu. Bersama. Indah. Tapi, itu kalau kita berhasil.

Sayangnya kita sedang sial. Sama-sama bodoh dan buta arah. Sekarang bagaimana? Atau aku berbalik arah saja? Ah! Iya. Aku akan berbalik arah. Pulang. Menyusuri kembali sisa-sisa jejak ku hingga aku sampai di titik awal sebelum kau membawa ku ke tempat indah ini. Kamu, berhenti mengikuti ku! Cari jalan lain. Tak usah beralasan ingin melindungi ku selama perjalanan pulang. I’ll be saved. Justru apabila kau ikut dengan ku, aku tidak akan aman. Aku tidak tahu mengapa. Tapi yah, hanya merasa seperti itu saja. Kita - bersama - tidak akan aman. Padahal bersama mu sangat nyaman. Lagipula, bila kau terus bersama ku, taman bunga ini pun akan mengikuti kita, sayang. Aku tidak mau lama-lama berbahagia di tempat asing. Kita belum berteman baik dengan kondisi alamnya. Sekarang, aku akan kembali, pulang. Aku sudah cukup bahagia di tempat awal ku. Bahagia dalam keheningan. Walaupun aku tahu, bersama mu aku akan jauh lebih bahagia. Sayangnya kamu tidak berani melanjutkan perjalanan. Kamu bingung dan takut, itu terpancar jelas dimata mu.

Kadang juga keadaan berbalik pada aku, aku bingung. Harus tetap disini dengan mu atau bahkan harus pulang. Jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku ingin selalu berada di dekat mu. hanya saja, kita tidak bisa memaksa keadaan bahwa harus begini jadinya. Maafkan aku.

Sekarang, aku pulang. Lebih baik kita menyelamatkan diri masing-masing. Terimakasih atas petualangan singkat ini. Aku pernah bahagia bersama mu. Walaupun sekejap.

Senin, 27 Februari 2012

TRANSPARAN

Kita berbicara seolah aku tahu semuanya. Ya! Aku memang tahu. karena aku bisa ‘membacanya’. Kamu hanya terlalu transparan. Mungkin bukan cuma aku yang bisa membaca mu, mereka pun bisa. Tapi tidak banyak orang yang mau menghabiskan waktu untuk ‘membaca’.

Kamu-tidak-perlu mempercayai aku. Dan kalau pun suatu saat nanti semua yang aku katakan malam ini terjadi, anggap saja itu sebagai dejavu.

Aku percaya, tapi terlalu takut untuk meyakini nya.

—Obrolan malam bersama dua orang teman—