"Bangs*t nih Nyokap gw! Maunya apa sih! Ngomel-ngomel mulu! Gak tau apa gw lagi bete! Fu*k!"
Akhir-akhir ini postingan-postingan seperti ini sering menampakkan wujudnya di microblog itu. Agak ironis juga saya melihatnya. Perkataan tak pantas yang ditujukan untuk orangtua tersebar di jejaring pertemanan itu. Saya juga nggak ngerti kenapa sampe terlontar perkataan seperti itu. Kesal? Tapi bisa kan gak berucap seperti itu di dunia maya atau gak usah memposting perkataan seperti itu. Hal itu membuat anda terlihat lebih bermartabat.
Saya tau anda kesal dengan keputusan yang dibuat oleh orangtua anda untuk anda. Itu menjengkelkan. Memang. Saya juga mengakui terkadang keputusan yang dibuat orangtua saya merugikan saya. Itu wajar. Tapi apakah perlu berkata seperti itu? Tersebar di dunia maya pula. Jujur, sebisa mungkin saya tidak akan memposting perkataan seperti itu walaupun saya diambang kesabaran. Mungkin saya akan melampiaskan kemarahan saya dengan memposting kekesalan saya disana, tapi saya berusaha untuk tidak menuliskan perkataan kotor seperti itu. Itu tidak pantas. Menunjukkan bahwa anda tidak berpendidikan dan gagal dalam bidang tata krama. Ngejatuhin harga diri saja.
Sadarlah. Mereka orangtua kita. Orang yang kalian samakan dengan yang ada dikebun binatang sana itu orangtua kita. Mereka manusia, punya khilaf itu normal. Masa kita tidak mau menahan amarah kita untuk mereka. Yang mencari uang setiap hari untuk kegiatan belanja-blinji, hang out bareng temen, serta kebutuhan remeh lainnya. Kita semua tau, uang itu tidak jatuh dari langit dan tidak pula tumbuh dari tanah. Semua itu dicari dengan tenaga. Bisa membayar tenaga yang mereka keluarkan untuk kita? Uang saja kita minta pada mereka. Mau bayar pake apa? Cuma sikap kita yang bisa membayar semua. Yang mereka butuhkan hanya perilaku baik kita. Itu cukup. Mereka tidak akan menuntut lainnya. Apalagi sampai menuntut uang mereka yang habis untuk biaya hidup kita dari bayi sampai sekarang. Itu tidak akan mungkin di dalam dunia perorangtuaan.
Banyak juga posting-posting tentang "Tuntutan Terpenuhinya Hak." Terlebih hak jam keluar malam. Mereka memperdebatkan jam malam yang menurut mereka masih terlalu "sore" yang menurut saya itu sudah terlalu malam. Berseliweran malam-malam biar dibilang orang apa? Gaul?.Masih bangga dengan julukan seperti itu? Lebih baik jadi makhluk cupu seumur-umur.Ya standartlah buat anak remaja.
Coba tempatkan posisi anda sebagai orangtua anda jika anak anda keluyuran tengah malam. Apa anda tidak khawatir? Ini Makassar. Bajingan-bajingan berhamburan di luar sana. Banyak kemungkinan buruk yang terjadi pada anak anda. Itu pemikiran orangtua. Mereka bertindak berdasarkan naluri mereka. Anda berprinsip "Ini hidup gw. Gw yang jalanin. Jadi gak boleh ada yang ikut campur"? Kalau prinsip anda seperti itu, packing baju-baju anda dan keluar dari rumah. Jalani hidup di kota anda dengan usaha anda sendiri. Makan, biaya sekolah, tempat tinggal, dan sebagainya anda tanggung sendiri. Mampu? Kalau anda termasuk tipe remaja seperti diatas saya yakin seyakin yakinnya anda tidak akan mampu.
Saya tidak mengerti sebesar apa permasalahan dan tipe seperti apa orangtua anda. Tapi seburuk-buruknya orangtua anda dimata anda, mereka tetap orangtua anda. Itu kodrat. Saya disini tidak bermaksud menggurui, hanya mengingatkan betapa bejatnya perlakuan kita terhadap orang tua kita. Moral anak bangsa saat ini sudah ambruk. Ramah tamah sepele sudah dilupakan. Jadi marilah kita bangun kembali budaya kita yang terlupakan. Kalau kita seperti ini, bagaimana anak cucu kita? Karena buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar