here comes new soul
Never be dependent to anyone in this world, because even your own shadow leaves you when you’re in darkness.
Selasa, 27 Maret 2012
#pisces #zodiac #astrology
Symbol: The Fish
Element: Water
Favorable Colors: sea-green
Key Body Part: feet, immune system
Ruling Planet: Neptune, Jupiter
House Ruled: Twelfth
Period: February 19 - March 20
Opposite Sign: Virgo
Chinise Zodiac Counterpart: rabbit
Lucky Gem: moon stone
Personality
“Understanding” is a most appropriate keyword for this gentle, affectionate sign. Easygoing and generally accepting of others around them, Pisceans are often found in the company of a variety of different personalities. Their willingness to give of themselves emotionally lends to an aura of quiet empathy. A Pisces is comforting to be around. While not likely to be the leader, this sign’s presence is strong and vibrant in any cause they put their hearts into.
Key Words
Strengths
Intuitive, compassionate, artistic, gentle, wise, musical
Weaknesses
Can be a victim or martyr, fearful, overly trusting, sad, desire to escape reality
Charismatic marks
Soft, sometimes frail to medium build. Face easily shows emotion.
Likes
Spritiual themes, time alone, visual media, time to sleep, romance, music, swimming
Dislikes
Know-it-alls, the past coming back to haunt, being criticized, cruelty of any kind
Best Enviroment
On or near water, especially the sea. The movie theater.
Senin, 19 Maret 2012
#RandomThought
Stuck di dalam 2 pilihan itu bikin galau. Tapi, gue sadar kalo cobaan terberat setiap Pisces adalah pilihan dan Pisces bukan Pisces kalo nggak milih pake hati.
Masalahnya gimana kalo ternyata hati memilih yang otak lo nggak mau? Gimana kalo ternyata otak lebih bener daripada hati? Mustahil, tapi kadang betul dalam realita. Ya, dengan menggunakan otak kita akan lebih hidup ke yang namanya realita. Tempat di mana kita diharuskan untuk hidup. Tempat di mana sepertinya ada yang lebih baik daripada ini. Tempat di mana lo akan terus ingin memenangkan pertarungan antara otak dan hati.
Kalo kamu nggak mau melibatkan aku dalam hidup aku, jadi kita nggak akan pernah berdua seutuhnya? Begitu? Apakah benar setengah hatimu cukup untuk membuatku bahagia? Agak naif, tapi untuk kamu, semoga aku sanggup.
Gue lagi at the point, terlalu banyak kata yang semestinya dikeluarin dari hati, tapi gak bisa terucap lewat mulut, dan itu rasanya… Kayak idup di dunia sendiri. Gila. Ya, itu rasanya.
Siapa sih yang mau ngejalanin hubungan dengan penuh kegalauan? Yang namanya cinta butuh pengorbanan? Gimana jika sudah menyiksa dan tetap bertahan? Sebenernya apa sih yang dipertahankan?
Atau bagi yg LDR (Long Distance Relationship)*nyinggungdirisendiri* ituuu ngelatih kesabaran sama keikhlasan banget. Sampe sekarang, gue masih sabar, dan masih nahan karena hubungan gue sm pacar baik-baik aja, no hambatan. Gue bersyukur banget bisa kayak gini.
Oke, balik lagi.
Begitu banyak pertanyaan sampai tidak sadar akan banyaknya halangan. Cinta itu buta dong? Yah, kadang memang seperti itu.
Tapi, setidaknya kita pernah bahagia. Setidaknya kita pernah tertawa. Kalo perasaan telah lagi tiada. Mungkin, yang dibutuhkan hanyalah waktu.
Waktu yang menjawab sekalian membunuh. Kenapa di saat sepertinya kita bisa bahagia, kita memilih untuk tidak? Kenapa kita mesti membatasi waktu kita untuk bertemu? Kenapa kita mesti membuat tembok - tembok diantara kita?
Yang seharusnya bisa, jadi nggak bisa. Yang seharusnya jalan, jadi berhenti. Yang seharusnya ikut, jadi nggak ikut.
Tembok. Emang sengaja dibuat supaya nggak sakit hati. Tapi toh something is better than nothing. Ngapain bikin tembok kalo di dalem hati emang tersiksa. Ngapain sih mesti bo’ongin diri sendiri?
Maaf, loncat - loncat nulisnya. Ngapain mesti minta maaf? Toh ini tulisan - tulisan gue? I don’t know, mungkin hidup gue emang sebenernya nggak pernah keliatan spontan. Jadi, cuma di sini bisa spontan. Nggak mikir. Keluar apa adanya.
Semoga, karena nggak ada yang kekal. Gue bakal sembuh. Ya, ini adalah ajang untuk menuju ke situasi yang lebih baik. Bukan berharap, tapi mau percaya sama siapa lagi di saat semua orang ngebohongin lo, bahkan orang yang paling lo sayang pun bisa berpaling.
Hati - hati bukan cuma sama apa yang lo omongin, tapi juga sama apa yang lo tulis. Because, maybe one day, it might get you back. Jadi, siapa yang pernah berada diantara 2 pilihan?
Masalahnya gimana kalo ternyata hati memilih yang otak lo nggak mau? Gimana kalo ternyata otak lebih bener daripada hati? Mustahil, tapi kadang betul dalam realita. Ya, dengan menggunakan otak kita akan lebih hidup ke yang namanya realita. Tempat di mana kita diharuskan untuk hidup. Tempat di mana sepertinya ada yang lebih baik daripada ini. Tempat di mana lo akan terus ingin memenangkan pertarungan antara otak dan hati.
Kalo kamu nggak mau melibatkan aku dalam hidup aku, jadi kita nggak akan pernah berdua seutuhnya? Begitu? Apakah benar setengah hatimu cukup untuk membuatku bahagia? Agak naif, tapi untuk kamu, semoga aku sanggup.
Gue lagi at the point, terlalu banyak kata yang semestinya dikeluarin dari hati, tapi gak bisa terucap lewat mulut, dan itu rasanya… Kayak idup di dunia sendiri. Gila. Ya, itu rasanya.
Siapa sih yang mau ngejalanin hubungan dengan penuh kegalauan? Yang namanya cinta butuh pengorbanan? Gimana jika sudah menyiksa dan tetap bertahan? Sebenernya apa sih yang dipertahankan?
Atau bagi yg LDR (Long Distance Relationship)*nyinggungdirisendiri* ituuu ngelatih kesabaran sama keikhlasan banget. Sampe sekarang, gue masih sabar, dan masih nahan karena hubungan gue sm pacar baik-baik aja, no hambatan. Gue bersyukur banget bisa kayak gini.
Oke, balik lagi.
Begitu banyak pertanyaan sampai tidak sadar akan banyaknya halangan. Cinta itu buta dong? Yah, kadang memang seperti itu.
Tapi, setidaknya kita pernah bahagia. Setidaknya kita pernah tertawa. Kalo perasaan telah lagi tiada. Mungkin, yang dibutuhkan hanyalah waktu.
Waktu yang menjawab sekalian membunuh. Kenapa di saat sepertinya kita bisa bahagia, kita memilih untuk tidak? Kenapa kita mesti membatasi waktu kita untuk bertemu? Kenapa kita mesti membuat tembok - tembok diantara kita?
Yang seharusnya bisa, jadi nggak bisa. Yang seharusnya jalan, jadi berhenti. Yang seharusnya ikut, jadi nggak ikut.
Tembok. Emang sengaja dibuat supaya nggak sakit hati. Tapi toh something is better than nothing. Ngapain bikin tembok kalo di dalem hati emang tersiksa. Ngapain sih mesti bo’ongin diri sendiri?
Maaf, loncat - loncat nulisnya. Ngapain mesti minta maaf? Toh ini tulisan - tulisan gue? I don’t know, mungkin hidup gue emang sebenernya nggak pernah keliatan spontan. Jadi, cuma di sini bisa spontan. Nggak mikir. Keluar apa adanya.
Semoga, karena nggak ada yang kekal. Gue bakal sembuh. Ya, ini adalah ajang untuk menuju ke situasi yang lebih baik. Bukan berharap, tapi mau percaya sama siapa lagi di saat semua orang ngebohongin lo, bahkan orang yang paling lo sayang pun bisa berpaling.
Hati - hati bukan cuma sama apa yang lo omongin, tapi juga sama apa yang lo tulis. Because, maybe one day, it might get you back. Jadi, siapa yang pernah berada diantara 2 pilihan?
Minggu, 11 Maret 2012
Proud to know you, Sir.
Mana Mungkin Aku Setia… (B.J. Habibie for Ainun Habibie)
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan
bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.
“Aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.”
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
big hug
Holding you close. There’s nothing wrong with holding the ones you love tight. To me I just want hold someone, someone who won’t ever leave. I want someone who will stick by my side through the end. Even when times may get rough I would love to have that special someone beside me through the fucked up times. I want someone who I can be able to trust, even when there is so much shit that is going on around us. I don’t just want to hold you close even though the worse but also the good. Like whenever we may go somewhere I want to hold you at times, this will put my mind at ease knowing that I have you with me. It eases me to have you clutched around my arms, to feel your presence with mine. I just want someone who I can hold.
that's true :)
Jumat, 09 Maret 2012
WOW
I’ve had a lady crush on Diane Kruger for years. I love her red carpet looks, but it’s her casual looks that really stand out to me. It’s always fun to see a celebrity’s off-duty style. It’s usually easy to tell when a celebrity uses a stylist 24/7, but I feel like her everyday style is just cute and easy…and thought up in her own head. My favorite things are the little vintage touches here and there and the fun accessories (bright red heels, a straw fedora).
Here’s how to get her look:
1. Pins and Needles Straw Fedora, $24
2. Big Buddha “Ruby” Handbag, $55
3. Gap Vintage Flare Jeans, $69.50
4. J. Crew Perfect Fit Tee, $32.50
5. Cooperative Pants, $59
6. Forever 21 Floral Dress, $17.80
7. Sparkle & Fade Miniskirt, $49
8. Aldo “Anderdonau” Oxford Flats, $90
9. Seychelles “Change of Venue” Sandals, $80
10. H&M Blazer, $35
11. Forever 21 Shorts, $17.80
Langganan:
Postingan (Atom)